Kesuksesan Petani Milenial Di Sektor Pertanian Hortikultura Yang Menghasilkan Omzet Hingga 800jt

 

Kali ini aku mau mengulas sosok yang banyak dikagumi karena cerita dan perjuangannya mencapai kesuksesan.

Mau tau siapa?

Yuk kita cek aja langsung.

Sandi Octa Susila, Duta Petani Milenial. (Photo: dok Sandi)

Sosok tersebut adalah Sandi Octa Susila, pria tersebut baru menginjak usia yang terbilang muda tetapi sudah mengelola 120 hektar tanah pertanian. Garapan tanah itu secara bertahap meraup omzet dari awal Rp500 juta hingga bisa mencapai Rp800 juta per bulan.

Sandi berasal dari Kabupaten Cianjur Jawa Barat dan menempuh pendidikan studi di IPB jurusan S1 Agronomi dan Holtikultura serta S2 untuk Master Manajemen Agribisnis (MMB). Awalnya Sandi yang hanya mengkoordinasi 10 petani, kemudian bertambah menjadi 20 petani. Kini bahkan sudah mencapai 385 petani dengan 141 produk yang dikelola.

Ketertarikan Sandi pada pertanian tumbuh karena ia menemukan permasalahan petani bukan hanya produksi tetapi juga pada pemasaran. Maka dari itu pria kelahiran 13 Oktober 1992 itu mencoba untuk mengembangkan pertanian dalam skala modern market dan bukan lagi traditional market.

Sandi memulai usahanya menjadi petani milenial dengan mengambil foto produk panen dari para petani rekanannya. Foto itu kemudian diunggah di salah satu media daring yang merupakan sebuah business to business e-commerce yang dapat dilihat seluruh negara, tidak saja di Indonesia.

Tidak hanya mengunggah foto, Sandi juga menambahkan product knowledge di setiap fotonya. “Saya jelaskan bahwa tomat ini dihasilkan di Kabupaten Cianjur, Desa Tegallega, Kecamatan Warungkondang, dengan ketinggian sekian, hasilnya sekian, saya rinci semua infonya,” jelasnya.

Pada Februari 2015, Sandi pernah tertipu sebesar Rp130 juta dengan modal yang dipinjam dari ayahnya. Sandi mengakui, kesalahannya saat menyanggupi penawaran tersebut adalah, ia merasa jumawa, lebih unggul dari yang lain karena latar belakang pendidikannya. Ia yakin bisa melakukan apapun padahal tidak dibarengi pengalaman yang mumpuni.

Setelah kejadian tersebut, Sandi sempat mengalamai depresi akan tetapi orang-orang terdekat membantu agar ia segera bangkit kembali. Setelah mulai bangkit dari keterpurukan, Sandi mulai mencari peluang dengan memanfaatkan networking dan kenalannya di IPB International Convention Center (IICC), yang kemudian deal menjadi supplier bahan baku makanan di hotel tersebut. 

Saat ini Sandi telah mengelola 4 instansi maupun perusahaan pertanian sekaligus yaitu; Perusahaan Mitra Tani Parahyangan, Pusat Pelatihan Pertanian dan Pedesaan Swadaya (P4S), Kelompok Tani Mitra Tani Parahyangan, dan PT. Bumi Parahyangan Investama. 

Atas dedikasinya terhadap pertanian Sandi telah dinobatkan sebagai duta petani milenial dan sempat tampil di acara Kick Andy pertengahan 2019 lalu. Untuk kedepannya Sandi berencana membuat sistem Smart Farming berbasis robotic internet of think, dengan menggunakan teknologi dari sensor yang dikendalikan dari 1 unit komputer. Dan untuk mewujudkannya, Sandi telah melakukan penjajakan dengan Korea Selatan pada 2019 lalu dan menunggu kedatangan tim dari Korea Selatan pada Februari 2020, untuk tahap kajian. Kerjasama tersebut merupakan 70% sharing dari Korea Selatan berupa dari teknologi, sedangkan 30% sharing dari Indonesia berupa materialnya yang diwakili oleh Mitra Tani Parahyangan.

Berikut cerita dan pengalaman dari Kak Sandi Octa Susila. Semoga pengalamannya bisa menjadi pelajaran bagi kita semua sekaligus menjadi motivasi untuk mencapai kesuksesan seperti beliau.

Semoga artikel ini bermanfaat dan terimakasih yang sudah mau membaca.

Sumber : https://entrepreneur.bisnis.com/read/20200720/265/1268399/sandi-octa-susila-dari-sawah-lewat-media-sosial-hasilkan-omzet-rp800-juta